DAMPAK NEGATIF SAMPAH DI KOTA BESAR
Disusun oleh :
Novan Ade Wibowo
Kelas : XI IPA 2
SMA N 2 UNGARAN
TAHUN AJARAN 2013-2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur
kita panjatkan ke-hadirat
Allah Yang Maha
Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nyalah, karya
ilmiah ini dapat
terselesaikan dengan baik
dengan judul pembuangan limbah
sampah di Indonesia.
Dengan membuat tugas
ini saya harapkan
kita semua mampu
untuk lebih mengenal
tentang masalah sampah
dan berbagai bahaya yang
dapat ditimbulkannya, yang
merupakan salah satu
PR besar bangsa
Indonesia dan sering
kali tidak ditanggapi
dengan baik dan
bijaksana oleh masyarakat
Indonesia.
Saya sadar,
sebagai seorang pelajar
yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah
ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena
itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik
dan saran yang
bersifat positif, guna
penulisan karya ilmiah yang
lebih baik lagi
di masa yang
akan datang.
Harapan saya,
semoga karya ilmiah
yang sederhana ini,
dapat memberi kesadaran
tersendiri bagi generasi
muda bahwa pentingnya
menjaga, memelihara, dan
melestarikan lingkungan
untuk negeri kita
tercinta Indonesia. Amiin…
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar.........................................................................................................................1
Daftar
isi...................................................................................................................................2
Bab 1 Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………………………………..3
Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………………………3
Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………………………….....3
Permasalahan……………………………………………………………………………………………………….....3
Landasan Teori…………………………………………………………………………………………………………3
Pengertian Sampah…………………………………………………………………......................3
Bab 2 Pembahasan………………………………………………………………………………………………………………………………5
Dampak Sampah bagi Manusia dan
Lingkungan…………………………………………………………5
Usaha Pengendalian Sampah…………………………………………………………………………………….7
Bab 3 Penutup……………………………………………………………………………………………………………………………………..8
Kesimpulan....................................................................................................................8
Saran..............................................................................................................................9
Daftar
Pustaka...........................................................................................................................10
Penyusun
..................................................................................................................................11
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Dampak negatif sampah di kota-kota besar sudah sangat
memprihatinkan. Banyak orang yang tidak sadar bahwa sampah banyak menimbulkan
kerugian. Seperti bagi manusia, sampah dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit seperti diare, tifus, dan lain sebagainya. Sampah yang tidak dikelola
dengan tepat akan menimbulkan bau busuk dan menarik binatang seperti lalat.
Di sisi lain, sampah juga berdampak bagi lingkungan seperti
menyebabkan pencemaran udara maupun air, serta banjir yang kini marak terjadi.
1.2 Tujuan Penelitian
Kami berharap, masyarakat lebih peduli terhadap sampah, karena dengan
peduli sampah hidup kita akan lebih sehat dan nyaman.
1.3 Permasalahan
1.
Apakah yang
di maksud dengan
sampah?
2. Bagaimana dampak sampah
bagi kehidupan?
3. Bagaimana cara mengurangi
sampah?
1.4 Landasan
Teori
1.4.1 Pengertian Sampah
Sampah adalah
bahan yang tidak
mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama
dalam pembikinan atau
pemakaian barang rusak
atau bercacat dalam pembikinan
manufaktur atau materi
berkelebihan atau ditolak
atau buangan”. Sampah adalah
suatu bahan yang
terbuang atau dibuang
dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun
proses alam yang
belum memiliki nilai
ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen,
Ecolink, 1996). Berangkat
dari pandangan tersebut
sehingga sampah dapat
dirumuskan sebagai bahan
sisa dari kehidupan
sehari – hari masyarakat. Sampah yang
harus dikelola tersebut
meliputi sampah yang
dihasilkan dari:
1.
Rumah tangga
2.
kegiatan komersial: pusat
perdagangan, pasar, pertokoan,
hotel, restoran, tempat
hiburan.
3.
fasilitas sosial: rumah
ibadah, asrama, rumah
tahanan/penjara, rumah sakit,
klinik, Puskesmas
4.
fasilitas umum: terminal,
pelabuhan, bandara, halte
kendaraan umum, taman,
jalan,
5.
Industri
6.
hasil pembersihan saluran
terbuka umum, seperti
sungai, danau, pantai.
Sampah
padat pada umumnya
dapat di bagi menjadi dua
bagian
> Sampah
Organik
Sampah organik
(biasa disebut sampah
basah) dan sampah
anorganik (sampah kering). Sampah Organik
terdiri dari bahan - bahan
penyusun tumbuhan dan
hewan yang diambil
dari alam atau
dihasilkan dari kegiatan
pertanian, perikanan atau
yang lain.
Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam
proses alami. Sampah
rumah tangga sebagian
besar merupakan bahan
organik, misalnya sampah
dari dapur, sisa
tepung, sayuran dll.
> Sampah Anorganik
Sampah Anorganik
berasal dari sumber
daya alam tak
terbarui seperti mineral dan
minyak bumi, atau
dari proses industri.
Beberapa dari bahan
ini tidak terdapat
di alam seperti
plastik dan aluminium.
Sebagian zat anorganik
secara keseluruhan tidak
dapat diuraikan oleh alam,
sedang sebagian lainnya
hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang
sangat lama. Sampah
jenis ini pada
tingkat rumah tangga,
misalnya berupa tas
plastic dan botol
kaleng
Kertas, koran,
dan karton merupakan
pengecualian. Berdasarkan asalnya,
kertas, koran, dan
karton termasuk sampah
organik. Tetapi karena
kertas, koran, dan
karton dapat didaur
ulang seperti sampah
anorganik lain (misalnya
gelas, kaleng, dan
plastik), maka dimasukkan ke
dalam kelompok sampah
anorganik.
Bab 2
Pembahasan
2.1 Dampak Sampah bagi Manusia dan Lingkungan
Sudah kita
sadari bahwa pencemaran
lingkungan akibat perindustrian
maupun rumah tangga sangat
merugikan manusia, baik
secara langsung maupun
tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian
dan teknologi diharapkan
kualitas kehidupan dapat
lebih ditingkatkan. Namun
seringkali peningkatan teknologi
juga menyebabkan dampak
negatif yang tidak sedikit.
Dampak bagi
kesehatan
Lokasi dan
pengelolaan sampah yang
kurang memadai (pembuangan
sampah yang tidak terkontrol) merupakan
tempat yang cocok
bagi beberapa organisme
dan menarik bagi
berbagai binatang seperti
lalat dan anjing
yang dapat menimbulkan
penyakit.
Potensi bahaya
kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah sebagai
berikut:
o Penyakit diare,
kolera, tifus menyebar
dengan cepat karena
virus yang berasal
dari sampah dengan
pengelolaan tidak tepat
dapat bercampur air
minum. Penyaki t demam
berdarah (haemorhagic fever)
dapat juga meningkat
dengan cepat di
daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.
o Penyakit jamur
dapat juga menyebar (misalnya
jamur kulit).
o Penyakit yang
dapat menyebar melalui
rantai makanan. Salah
satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan
oleh cacing pita
(taenia).
Cacing ini
sebelumnya masuk ke dalam
pencernakan binatang ternak
melalui makanannya yang
berupa sisa makanan/sampah.
o Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa
di Jepang kira - kira
40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi
ikan yang telah
terkontaminasi oleh raksa
(Hg). Raksa ini
berasal dari sampah
yang dibuang ke
laut oleh pabrik
yang memproduksi baterai
dan akumulator.
Dampak Terhadap
Lingkungan
Cairan rembesan
sampah yang masuk
ke dalam drainase
atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme
termasuk ikan dapat
mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap,
hal ini mengakibatkan
berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah
yang dibuang ke dalam
air akan menghasilkan
asam organic dan
gas - cair organik, seperti
metana. Selain berbau
kurang sedap, gas
ini dalam konsentrasi
tinggi dapat meledak.
Dampak terhadap
keadaan social dan ekonomi
o Pengelolaan sampah
yang kurang baik
akan membentuk lingkungan
yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat: bau yang
tidak sedap dan
pemandangan yang buruk
karena sampah bertebaran
dimana - mana.
o Memberikan dampak
negatif terhadap kepariwisataan.
o Pengelolaan sampah
yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Hal penting
di sini adalah
meningkatnya pembiayaan secara
langsung (untuk mengobati orang
sakit) dan pembiayaan
secara tidak langsung
(tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).
o Pembuangan sampah
padat ke badan air dapat
menyebabkan banjir dan
akan memberikan dampak
bagi fasilitas pelayanan
umum seperti jalan,
jembatan, drainase, dan
lain - lain.
o Infrastruktur lain
dapat juga dipengaruhi
oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya
biaya yang diperlukan
untuk pengolahan air.
Jika sarana penampungan
sampah kurang atau
tidak efisien, orang
akan cenderung membuang
sampahnya di jalan. Hal
ini mengakibatkan jalan
perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.
2.2 Usaha Pengendalian Sampah
Untuk menangani
permasalahan sampah secara
menyeluruh perlu dilakukan
alternatif pengolahan yang benar.
Teknologi landfill yang
diharapkan dapat menyelesaikan
masalah lingkungan akibat sampah,
justru memberikan permasalahan
lingkungan yang baru. Kerusakan tanah,
air tanah, dan air
permukaan sekitar akibat
air lindi, sudah
mencapai tahap yang
membahayakan kesehatan masyarakat,
khususnya dari segi
sanitasi lingkungan.
Gambaran yang
paling mendasar dari
penerapan teknologi lahan
urug saniter (sanitary landfill) adalah
kebutuhan lahan dalam
jumlah yang cukup
luas untuk tiap
satuan volume sampah yang
akan diolah. Teknologi
ini memang direncanakan
untuk suatu kota
yang memiliki lahan dalam
jumlah yang luas
dan murah.
Pada kenyataannya
lahan di berbagai
kota besar di
Indonesia dapat dikatakan
sangat terbatas dan
dengan harga yang
tinggi pula. Dalam hal
ini, penerapan lahan
urug saniter sangatlah
tidak sesuai.
Berdasarkan pertimbangan
di atas, dapat
diperkirakan bahwa teknologi
yang paling tepat untuk
pemecahan masalah di
atas, adalah teknologi
pemusnahan sampah yang
hemat dalam penggunaan
lahan. Konsep utama
dalam pemusnahan sampah
selaku buangan padat adalah
reduksi volume secara
maksimum. Salah satu
teknologi yang dapat
menjawab tantangan tersebut
adalah teknologi pembakaran
yang terkontrol atau
insinerasi, dengan
menggunakan insinerator. Teknologi
insinerasi membutuhkan luas
lahan yang lebih
hemat, dan disertai
dengan reduksi volume
residu yang tersisa
( fly ash dan
bottom ash ) dibandingkan dengan
volume sampah semula.
Ternyata pelaksanaan teknologi
ini justru lebih banyak
memberikan dampak negative
terhadap lingkungan berupa
pencemaran udara. Produk pembakaran
yang terbentuk berupa
gas buang COx,
NOx, SOx, partikulat,
dioksin, furan, dan
logam berat yang
dilepaskan ke atmosfer
harus dipertimbangkan.
Selain itu proses
insinerator menghasilakan Dioxin
yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan, misalnya kanker,
system kekebalan,
reproduksi, dan masalah
pertumbuhan.
Global Anti - Incenatot Alliance
(GAIA) juga menyebutkan
bahwa incinerator juga merupakan sumber
utama pencemaran Merkuri.
Merkuri merupakan racun
saraf yang sangat
kuat, yang mengganggu
sistem motorik, sistem
panca indera dan
kerja sistem kesadaran.
Belajar dari
kegagalan program pengolahan
sampah di atas,
maka paradigma penanganan sampah sebagai
suatu produk yang
tidak lagi bermanfaat
dan cenderung untuk
dibuang begitu saja
harus diubah. Produksi
Bersih (Clean Production)
merupakan salah satu pendekatan untuk
merancang ulang industri
yang bertujuan untuk
mencari cara - cara
pengurangan produk - produk samping
yang berbahaya, mengurangi
polusi secara keseluruhan, dan
menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus
ekologis.
Bab 3
Penutup
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil
penelitian tentang sampah
yang ada di
Indonesia serta seluk beluknya dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1.
Sampah adalah suatu
bahan yang terbuang
atau dibuang dari
sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang
belum memiliki nilai
ekonomis.
2.
Pembakaran plastik menghasilkan
salah satu bahan
paling berbahaya di
dunia, yaitu Dioksin.
Selain dioksin, abu
hasil pembakaran juga
berisi berbagai logam berat
yang terkandung di
dalam plastik.
3.
Sebagian zat anorganik
secara keseluruhan tidak
dapat diuraikan oleh
alam, sedang sebagian lainnya
hanya dapat diuraikan
dalam waktu yang
sangat lama.
4.
Penyakit diare, kolera,
tifus menyebar dengan
cepat karena virus
yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak
tepat dapat bercampur
air minum.
5.
Cairan rembesan sampah
yang masuk ke
dalam drainase atau
sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk
ikan dapat mati
sehingga beberapa spesies akan
lenyap, hal ini
mengakibatkan berubahnya ekosistem
perairan biologis.
6.
Pembuangan sampah padat
ke badan air
dapat menyebabkan banjir
dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas
pelayanan umum seperti
jalan, jembatan, drainase,
dan lain - lain.
7.
Dibutuhkan waktu 1000
tahun agar plastic
dapat terurai oleh
tanah secara terdekomposisi atau terurai
dengan sempurna.
3.2 Saran
Cara pengendalian
sampah yang paling
sederhana adalah dengan
menumbuhkan kesadaran dari
dalam diri untuk
tidak merusak lingkungan
dengan sampah. Selain
itu diperlukan juga
control sosial budaya
masyarakat untuk lebih
menghargai lingkungan, walaupun
kadang harus dihadapkan
pada mitos tertentu.
Peraturan yang tegas
dari pemerintah juga
sangat diharapkan karena
jika tidak maka
para perusak lingkungan
akan terus merusak
sumber daya.
PENYUSUN
NAMA : NOVAN ADE WIBOWO
KELAS : XI IPA 2
NO : 22
Sekolah : SMA N 2 Ungaran